Jumat, 28 Oktober 2011

Tak Pakai Topi, Siswa SMP 1 Dipukul Guru

SANANA, PM – Satu lagi goresan kelam wajah pendidikan di kota yang dipimpin seorang berlatar belakang pendidik. Pengakuan Alwan Soamole, siswi kelas 2 SMP 1 Kota Sanana, menyebutkan kalau dirinyaa di pukul gara-gara tidak menggunakan topi saat ke sekolah. Dan tamparan itu bukan hanya sekali melainkan 7 kali berlangsung. Dimana untuk wajah yang mengenai pelipis mata kiri sebanyak satu kali. Kemudian pada bagian otak kecil dibelakang kepala sebanyak 6 kali.
Bukan hanya itu oknum guru yang berinisial DS alias Win itu memerintahkan untuk melakukan push up secara berulang-ulang kepada korban kendati saati itu mata kiri korban memar akibat tanparan.”Saya sedang bermain bersama teman di halaman sekolah lalu ditampar di wajah dan dikepala bagian belakang,”katanya saat bertandang ke Kantor Polres Sanana, beberapa waktu lalu di damping Safri Soamole kakak korban sendiri.
Kasus pemukulan ini sendiri sudah masuk pada tahap pemeriksaan baik korban maupun pelaku, namun sejauh ini belum ada penahanan terhadap pelaku sendiri. Bahkan, pihak sekolah sendiri ingin menutup-nutupi kasus tersebut. Karena menurut informasi kasus serupa dengan korban serupa dan pelaku oknum tenaga pengajar di sekolah tersebut sering terjadi. Namun, selama ini hanya diselesaikan pada batasan kekeluargaan. Karena, banyak pelaku mengancam pihak orang tua siswa untuk tidak menaikan atau meluluskan siswanya kelak.
Kakak korban sendiri Safri Soamole, mengaku mengetahui adiknya tiu dipukul lantaran tidak menggunakan topi, karena kembali kerumah dan langsung menangsi. Ketika ditanya sang adik lantas menceritakan kronologis pemukulan itu, tidak menerima perlakukan kakak bersama korban langsung menuju sekolah dan menemui kepala sekolah, tetapi kepala sekolah enggan mempertemukan kakak korban dengan oknum pelaku.”Saya kesekolah untuk menyelesaikan, tetapi pihak sekolah tidak ada tanggapan hanya menunda-nunda. Akibatnya saya langsung ke polres untuk menyelesaikan secara hokum,”katanya.
Kapolres Kepulauan Sula AKBP Djarot Legowo, ketika dikonfirmasikan mengatakan kalau kasus itu memang sedang dilakukan proses. Dan pada prinsipnya pelaku hanya memberikan teguran namun berlebihan.”Kita ikuti saja prosesnya, karena kita hanya menerima laporan,”katanya via ponsel.
Anehnya, Kadis Pendidikan Nasional Kabupaten Kep Sula Hi. Zaidun, ketika dikonfirmasikan, mengaku kalau kasus ini telah diselesaikan secara kekeluarga.”Kita sudah selesaikan secara kekeluargaan, karena anak itu dinyatakan nakal,”cetusnya.
Sedangkan, kepala Sekolah SMP 1 Nurlaila Tidore, SP.d, dihubungi secara terpisah tidak mau melakukan komentar. Bahkan, ketika di datangi di sekolah pihak sekolah sendiri mengaku kepala sekolah berada diluar.”Maaf pa ibu kepala sekolah berada di luar,”kata salah satu guru yang menerima wartawan Posko Malut.
Persoalan ini sangat mengagetkan. Pasalanya kejadian sehari setelah bupati AHM mengumpul para tenaga pengajar dan komite sekolah melakukan pertemuan mengenai karakter pendidikan di kep Sula yang mulai menurun dan sering terjadinya tindakan anarkis yang dilakukan para pendidik terhadap siswa akibatnya siswa enggan melanjutkan pendidikan lagi. (din)

Tidak ada komentar: