Rabu, 08 Februari 2012

Ketua STAIN Ternate Wisuda 141 Mahasiswanya Di Sanana


SANANA- Sebanyak 141 mahasiwa-mahasiswi dari Program Khusus Keguruan STAIN Ternate, kelas Sanana, Senin (06/02) kemarin pagi diwisuda oleh DR. Abd. Rahman Ismail Marasabessy. Dalam acara yang dipusatkan di halaman Madrasah Aliyah Negeri Sanana ini, dihadiri Wakil Bupati Kepulauan Sula Hi Safi Pauwah, SH dan unsur muspida lainnya, termasuk kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Kepulauan Sula. 
Dalam sambutannya Ketua STAIN Ternate, DR. Abd. Rahman Ismail Marasabessy, mengatakan bahwa mahasiswa yang diwisuda ini merupakan  guru-guru Pendidikan Agama Islam (Pendais) di sekolah umum maupun guru-guru Pendais di madrasah-madrasah, dimana ini merupakan bagian dari amar putusan Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Undang-Undang (UU) guru dan Peraturan Menteri (Permen) Pendidikan Nasional yang sekarang sudah menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional,” jelas Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ternate di Sanana, DR. Abd. Rahman Ismail Marasabessy, kepada Fajar Malut, usai acara wisuda kemarin.
Lanjutnya, setiap pengajar pada tingkat satuan pendidikan pada jalur  tingkat dasar maupun tingkat menengah itu harus memiliki kualifikasi lulusan Sarjana atau Strata I, bukan lagi dari lulusan Diploma (D3), sehingga pihaknya mencoba untuk meningkatkan status dari para mahasiswa lulusan ini dari Diploma (D3) menjadi Starata I (S1). “Dan kami mengharapkan kepada mereka bahwa tingkat lulusan itu bukan suatu jaminan bagi seseorang itu menjadi professional atau sebaliknya, tapi dengan kemampuan yang selalu mereka asah pada diri mereka sendiri dan pandangan yang sifatnya global itu yang harus mereka lakukan,”katanya.
Pendidikan itu sebenarnya adalah pintu gerbang pencitraan bagi anak bangsa, jadi boleh saja orang berbicara tentang perubahan prilaku, tapi tidak bisa melalui pendidikan to home atau di rumah, sehingga munculnya lembaga pendidikan formal dan non formal guna mengimbangi kepentingan public tentang generasi-generasi yang benar-benar memiliki tingkat IQ atau kecerdasan.“Apalagi negara Indonesia secara jujur kita akui adalah negara margin atau negara under flop yakni negara yang tidak miskin, tapi pada kenyataannya berada pada posisi penyimpangan yang tidak menguntungkan, nah, maka untuk pengembangan sumber daya khususnya bagi guru tersebut bukan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi,”jelasnya.
Marasabessy, menyatakan konteks pengguna pendidikan itu, tapi pembenahan terhadap pelaku pendidikan itu seperti seorang guru maupun tata kelolanya, sehingga ia betul-betul menghasilkan sesuatu yang dipandang mutu namun terukur, bahkan dipandang tidak bermutu apabila tidak terukur, inilah yang kami mencoba untuk membantu Pemerintah Provinsi pada umumnya dan Pemerintah Daerah, secara khusus yang dimana guru-gurunya kami wisuda pada kali ini dengan diberikan gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI).“Saya ingin sampaikan bahwa kalau dahulu orang menganggap yang memberikan pendidikan keagamaan merupakan orang-orang yang memiliki kepedulian, nah, sekarang ini sudah tidak lagi, tapi betul-betul orang yang harus sudah terdidik, sehingga tidak memunculkan multi interplementasi atau aliran-aliran keagamaan yang aneh-aneh dimana tidak diinginkan oleh public dan pembentukan main sheet bagi lulusan S.PdI ini, sehingga dimana masyarakat yang tadinya memiliki pemahaman yang sifatnya parsial itu menghampiri sempurna,” pungkasnya. (esa)

Tidak ada komentar: