TALIABU,
PM--Kawasan laut yang mendominasi wilayah Pulau Taliabu masih menjadi peluang
bagi para pebisnis untuk memanfaatkannya. Salah satunya adalah untuk
meningkatkan produksi rumput laut dan mengembangkannya dalam industri yang
terintegrasi dari hulu hingga hilir.
![]() |
Nelayan Rumput Laut di Desa Nggele |
Bupati
Kepulauan Sula Ahmad Hidayat Mus, mengatakan, Taliabu memiliki potensi rumput
laut yang belum digarap secara maksimanl. Namun, dengan adanya surat keputusan Kementeri
Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 12/MEN/2010, yang menyebutkan Kabupaten Kepulauan Sula di Maluku Utara ditetapkan
sebagai Kabupaten "Minapolitan" dengan produksi unggulan rumput laut.”Kalau tahun
2009 produksi rumput laut masih 33.600 Ton pertahun, maka 2014 ini produksi rumput laut secara nasional akan
ditargetkan menjadi 222,640 ton/tahun,”katanya.
Untuk
mencapai target ini, dinas terkait jelas Bupati yang juga mencalonkan diri
sebagai Calon Gubernur Maluku Utara ini, mengaku perlu kerja keras dengan
dorongan anggaran yang telah ada. Caranya, dengan memanfaatkan sejumlah lokasi
yang berada di bagian Utara dan Barat Taliabu atau laut di sekitar pulau-pulau
yang hingga kini belum dikembangkan.”Masih ada ¼ lokasi laut yang belum
dimanfaatkan oleh nelayan rumput laut dengan alasan dana, hingga itu dinas
untuk 3 tahun ke depan perlu memanfaatkan,”jelasnya.
Selain itu,
jelas Tokoh Pemekaran Pulau Taliabu ini, pemkab saat ini telah melakukan
pembicaraan dengan Kementerian terkait diantaranya Dirjen Perikanan Budidaya,
Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Perindustrian untuk
mencarikan investor yang tertarik untuk membangun industri rumput laut yang
terintegrasi.”Pemkab sedang melakukan pembahasan bersama dua menteri terkait
dengan rumput laut ini. Karena, selama ini belum ada pengakuan secara nasional
mengenai rumput laut dari Taliabu,”paparnya.
Persoalan
tersebut, kata AHM, karena hasil produksi itu dijual ke daerah lain dan daerah
lain mengekspornya keluar negeri. Akibatnya daerah mereka yang terkenal dengan
produk rumput lautnya.”Coba kalau dinas mempunyai inisiatif mencari infestor
lokal dan memproduksi melalui daerah pasti bahasanya akan lain,”tandasnya.
Hal senada
juga dikatakan Anggota DPRD Kep Sula, Hi. Faruk Bahnan, kepada Posko Malut,
kemarin, apa yang dikatakan bupati memang tidak bisa dipungkiri. Karena keterbatasan
para pembantunya di dinas maka secara tidak langsung bupati langsung melakukan
loby dengan caranya sendiri.”Sebenarnya produksi rumput laut ini kalau diangkut
dari daerah sedniri maka tidak mungkin
investor akan mengaku rumput laut Sulteng atau Kendari dan makassar.
Karena, hasil rumput laut taliabu itu dijual ke tiga daerah itu oleh pembeli
lokal,”cetusnya.
Untuk itu,
dengan adanya kepercayaan dari Menteri Keluatan dan Perikanan serta Kementerian
Perindustrian, maka tugas kita adalah memberikanm pelayanan dan pengamanan
kepada investro yang ingin membeli. Apalagi saat ini ada investro India biotech
kelas dunia yang bermarkas di India, melalui anak perusahaannya PT. Sarasawati
Aquatic Biotech melakukan penelitian atas rumput laut di Taliabu.”Dengan
melihat prospek rumput laut Taliabu melalui internet yang uptade taliabunewsonline,
berhasil meyakinan kalau apa yang diingikan investro itu bakal diraih,”tandasnya.
(din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar