Minggu, 17 April 2011

Taliabu bakal Jadi Kabupaten "Minapolitan"

TALIABU, PM--Kawasan laut yang mendominasi wilayah Pulau Taliabu masih menjadi peluang bagi para pebisnis untuk memanfaatkannya. Salah satunya adalah untuk meningkatkan produksi rumput laut dan mengembangkannya dalam industri yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Nelayan Rumput Laut di Desa Nggele
Bupati Kepulauan Sula Ahmad Hidayat Mus, mengatakan, Taliabu memiliki potensi rumput laut yang belum digarap secara maksimanl. Namun, dengan adanya surat keputusan Kementeri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 12/MEN/2010, yang menyebutkan  Kabupaten Kepulauan Sula di Maluku Utara ditetapkan sebagai Kabupaten "Minapolitan" dengan produksi unggulan rumput laut.”Kalau tahun 2009 produksi rumput laut masih 33.600 Ton pertahun, maka 2014  ini produksi rumput laut secara nasional akan ditargetkan menjadi 222,640 ton/tahun,”katanya.

Untuk mencapai target ini, dinas terkait jelas Bupati yang juga mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Maluku Utara ini, mengaku perlu kerja keras dengan dorongan anggaran yang telah ada. Caranya, dengan memanfaatkan sejumlah lokasi yang berada di bagian Utara dan Barat Taliabu atau laut di sekitar pulau-pulau yang hingga kini belum dikembangkan.”Masih ada ¼ lokasi laut yang belum dimanfaatkan oleh nelayan rumput laut dengan alasan dana, hingga itu dinas untuk 3 tahun ke depan perlu memanfaatkan,”jelasnya.
Selain itu, jelas Tokoh Pemekaran Pulau Taliabu ini, pemkab saat ini telah melakukan pembicaraan dengan Kementerian terkait diantaranya Dirjen Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Perindustrian untuk mencarikan investor yang tertarik untuk membangun industri rumput laut yang terintegrasi.”Pemkab sedang melakukan pembahasan bersama dua menteri terkait dengan rumput laut ini. Karena, selama ini belum ada pengakuan secara nasional mengenai rumput laut dari Taliabu,”paparnya.
Persoalan tersebut, kata AHM, karena hasil produksi itu dijual ke daerah lain dan daerah lain mengekspornya keluar negeri. Akibatnya daerah mereka yang terkenal dengan produk rumput lautnya.”Coba kalau dinas mempunyai inisiatif mencari infestor lokal dan memproduksi melalui daerah pasti bahasanya akan lain,”tandasnya.
Hal senada juga dikatakan Anggota DPRD Kep Sula, Hi. Faruk Bahnan, kepada Posko Malut, kemarin, apa yang dikatakan bupati memang tidak bisa dipungkiri. Karena keterbatasan para pembantunya di dinas maka secara tidak langsung bupati langsung melakukan loby dengan caranya sendiri.”Sebenarnya produksi rumput laut ini kalau diangkut dari daerah sedniri maka tidak mungkin  investor akan mengaku rumput laut Sulteng atau Kendari dan makassar. Karena, hasil rumput laut taliabu itu dijual ke tiga daerah itu oleh pembeli lokal,”cetusnya.
Untuk itu, dengan adanya kepercayaan dari Menteri Keluatan dan Perikanan serta Kementerian Perindustrian, maka tugas kita adalah memberikanm pelayanan dan pengamanan kepada investro yang ingin membeli. Apalagi saat ini ada investro India biotech kelas dunia yang bermarkas di India, melalui anak perusahaannya PT. Sarasawati Aquatic Biotech melakukan penelitian atas rumput laut di Taliabu.”Dengan melihat prospek rumput laut Taliabu melalui internet yang uptade taliabunewsonline, berhasil meyakinan kalau apa yang diingikan investro itu bakal diraih,”tandasnya. (din)

Tidak ada komentar: