Senin, 02 Mei 2011

Sarana dan Prasarana Tidak Memadai


Padat, Aktivitas Bongkar Muat di Pelabuhan Bobong

TALIABU, PM-Sejak Pelabuhan Bobong ditetapkan sebagai tempat pelabuhan niaga sementara oleh Pemkab Kep Sula, aktivitas bongkar muat di pelabuhan tersebut semakin padat. Namun disayangkan, tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang tunggu dan parkir kendaraan.
Pelabuhan Bobong yang terdapat di Desa Bobong, Kecamatan Taliabu Barat saat ini menjadi pelabuhan alternative bagi kapal-kapal niaga yang hendak bongkar muatan, baik itu dari Bau-bau, Kendari, luwuk, banggai maupun daerah-daerah lainnya. Kondisinya yang kecil dan sempit, membuat kendaraan kesulitan untuk memutar haluan, bahkan harus mengantri untuk memarkirkan kendaraannya.
Aktivitas pelabuhan di Bobong
Tidak cukup sampai disitu, kapal-kapal niaga tersebut juga harus berhati-hati, ketika hendak memasuki perairan Taliabu, karena sepanjang bentaran pantai banyak terdapat budidaya rumput laut.  Kondisi ini bisa lebih parah, jika kapal ini tiba malam hari karena di areal pelabuhan belum ditunjang dengan fasilitas lampu penuntun. “Seharusnya disini ada tempat berlindung untuk calon penumpang yang hendak ke luar daerah pulau Taliabu atau desa-desa lainnya. Kita seperti ikan kering saja disini, tidak ada tempat untuk istirahat,” ujar Anto, penumpang Fungka Permata menuju Banggai.
Pengakuan yang sama juga diungkapkan Muhaimin. Menurutnya, Pelabuhan Bobong sudah tak layak untuk standar sebuah kabupaten, olehnya itu perlu diperlebar areal parker dan pelabuhannya, sehingga kendaraan tidak harus mengantri untuk mendapatkan tempat parkiran.“Kalau ada kapal yang datang paling susah untuk bongkar muat. Apalagi, mobil yang digunakan berupa truk. Mana arealnya sudah sempit, juga dipadati dengan kendaraan dan manusia,” pungkasnya.
Dia berharap, kedepan pelabuhan niaga ini supaya diperbesar lagi, khususnya areal parker dan jalan masuk menuju pelabuhan, sekurang-kurangnya lebar jalan enam meter agar dua kendaraan bisa berpapasan, tanpa salah satunya harus mundur seperti yang terjadi sekarang.“Kondisi sekarang tidak bisa dua mobil berpapasan. Jadi kalau ketemu di tengah terpaksa salah satunya harus mengalah untuk mundur. Terutama, jika kita berpapasan dengan mobil truk,” ujarnya.
Sementara itu, camat Taliabu Barat Ma’aruf, SE, ketika dikonfirmasikan membenarkan kalau saat ini pelabuhan Bobong memang menjadi tempat buangkar muat. Namun, untuk kedepan pemerintah kabupaten telah membangunan pelabuhan berskala nasional di antara Bobong dan Talo.”Untuk kedepan pelabuhan ini hanya dipergunakan untuk penyandaran kapal lagi bukan untuk bongkar muat,”tandasnya. (din)

Tidak ada komentar: