Padat, Aktivitas Bongkar Muat di
Pelabuhan Bobong
TALIABU, PM-Sejak Pelabuhan Bobong
ditetapkan sebagai tempat pelabuhan niaga sementara oleh Pemkab Kep Sula, aktivitas
bongkar muat di pelabuhan tersebut semakin padat. Namun disayangkan, tidak
didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang tunggu dan
parkir kendaraan.
Pelabuhan Bobong yang terdapat di
Desa Bobong, Kecamatan Taliabu Barat saat ini menjadi pelabuhan alternative
bagi kapal-kapal niaga yang hendak bongkar muatan, baik itu dari Bau-bau,
Kendari, luwuk, banggai maupun daerah-daerah lainnya. Kondisinya yang kecil dan
sempit, membuat kendaraan kesulitan untuk memutar haluan, bahkan harus mengantri
untuk memarkirkan kendaraannya.
![]() |
Aktivitas pelabuhan di Bobong |
Tidak cukup sampai disitu,
kapal-kapal niaga tersebut juga harus berhati-hati, ketika hendak memasuki
perairan Taliabu, karena sepanjang bentaran pantai banyak terdapat budidaya
rumput laut. Kondisi ini bisa lebih parah, jika kapal ini tiba malam hari
karena di areal pelabuhan belum ditunjang dengan fasilitas lampu
penuntun. “Seharusnya disini ada tempat berlindung untuk calon penumpang yang
hendak ke luar daerah pulau Taliabu atau desa-desa lainnya. Kita seperti ikan
kering saja disini, tidak ada tempat untuk istirahat,” ujar Anto, penumpang Fungka
Permata menuju Banggai.
Pengakuan yang sama juga
diungkapkan Muhaimin. Menurutnya, Pelabuhan Bobong sudah tak layak untuk
standar sebuah kabupaten, olehnya itu perlu diperlebar areal parker dan
pelabuhannya, sehingga kendaraan tidak harus mengantri untuk mendapatkan tempat
parkiran.“Kalau ada kapal yang datang paling susah untuk bongkar muat. Apalagi,
mobil yang digunakan berupa truk. Mana arealnya sudah sempit, juga dipadati
dengan kendaraan dan manusia,” pungkasnya.
Dia berharap, kedepan pelabuhan
niaga ini supaya diperbesar lagi, khususnya areal parker dan jalan masuk menuju
pelabuhan, sekurang-kurangnya lebar jalan enam meter agar dua kendaraan bisa
berpapasan, tanpa salah satunya harus mundur seperti yang terjadi
sekarang.“Kondisi sekarang tidak bisa dua mobil berpapasan. Jadi kalau ketemu
di tengah terpaksa salah satunya harus mengalah untuk mundur. Terutama, jika
kita berpapasan dengan mobil truk,” ujarnya.
Sementara itu, camat Taliabu
Barat Ma’aruf, SE, ketika dikonfirmasikan membenarkan kalau saat ini pelabuhan
Bobong memang menjadi tempat buangkar muat. Namun, untuk kedepan pemerintah
kabupaten telah membangunan pelabuhan berskala nasional di antara Bobong dan
Talo.”Untuk kedepan pelabuhan ini hanya dipergunakan untuk penyandaran kapal
lagi bukan untuk bongkar muat,”tandasnya. (din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar