Kondisi Banjir di Beliga, Sanana, Minggu (15/5) lalu |
SANANA, PM-- Banjir
yang terjadi di beberapa desa di Kota Sanana menyisakan kepedihan warga. Kini
warga hanya bisa menyemangati hidup ke depan walau dengan segala keterbatasan
setelah rumah-rumah mereka terendam dan tersapu banjir. Warga mulai
membersihkan perabotan dan rumah-rumah mereka yang hancur dan terendam lumpur.
Misalnya di Beliga dan
Arpon yang dilanda banjir pecan lalu, menjadi daerah terparah terkena banjir.
Seluruh perabotan dan perlengkapan rumah mereka hancur, bahkan sejumlah rumah
rata dengan tanah. Kini, aktivitas warga hanya bisa mencoba memunguti
barang-barang mereka yang tersisa dari sapuan air banjir.
Warga mulai
membersihkan berbagai peralatan rumah tangga dan mengeruk lumpur yang
menggenangi rumah dan sumur air dengan
harapan bisa dipergunakan lagi. Sejumlah warga sudah mulai beraktivitas normal
walau belum pulih secara keseluruhan mereka masih disibukan dengan membenahi
rumah-rumah mereka.
Bencana banjir ini
disebabkan oleh luapan Sungai Mangon dan Kali Belanda akibat tanggul patah dan
jebol akibat hujan terus menerus, membuat sebagain desa diantaranya dua desa
itu diporandak-porandakan selama 4 jam. Kini para korban menjalani hari di
tengah suasana bencana dan membuat mereka harus tetap melanjutkan aktivitas
mereka ke depan walau dengan keterbatasan.
Kekesalan terhadap
pemerintah ditunjukan warga dengan tidak menerima bantuan sejak Minggu sore.
Namun, amatan Posko Malut di Beliga ada sebagian warga telah menerima bantuan
tersebut. Kendati demikian bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban
mereka masih sangat warga harapkan.
Perbaikan sarana public seperti mesjid, sekolah, dan Tanggul yang hancur akibat
banjir menjadi pekererjaan rumah bagi pemerintah di lokasi bencana. (din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar