SANANA,
PM - Beras miskin (raskin) mengalir ke sejumlah pasar tradisional di kabupaten
Kepulauan Sula, entah siapa pengedar beras tersebut. Namun, beras milik warga
ini bisa ditemukan di emperan pasar kota Sanana."Raskin dijual ke pedagang
di pasar, biasanya raskin yang berkualitas kurang bagus," kata Sriyati,
pedagang pasar Sanana.
Dikatakan,
raskin dijual warga penerima dengan harga Rp 6.500 per kilogram, oleh sejumlah
oknum yang mengatasnamakan sebagai penanggungjawab raskin."Biasa kita
hubungi dan memberikan tawaran harga. apalagi raskin karena kualitasnya kurang
bagus, namun adapula yang menjualnya karena butuh uang," katanya.
Dipasaran
saat ini harga beras standar Rp 7.000 per kilogram dan Rp 7.500 perkilogram
sementara yang kelas bagus Rp 8.000 per kilogram. Aminah, pedagang beras
lainnya mengemukakan sering menerima raskin yang dijual oknum kelurahan atau
desa dari daratan Mangoli dan Taliabu. Mereka umumnya menjual raskin sesaat
setelah menerima dari pemerintah."Saya langgan membeli raskin, kemudian untuk
menjualnya kembali kami mencampurnya dengan beras yang kualitas lebih
bagus," ujarnya.
Bahkan
kasus serupa juga ternyata terjadi di Tabona dimana ada oknum Kepala Desa
ternyata tidak membagikan raskin kepada penerimanya. Dia oknum kades berinisial
NB itu hanya memberikan jatah kepada desa yang dinilai menerima misalnya untuk
jatah raskin tahun 2011 kemarin, NB hanya memberikan jatah raskin kepada Desa
Pelengpadodo 50 kilo untuk dibagikan kepada 35 KK, Fayau dan Kataga juga
diberikan beras yang sama untuk dibagikan. Sisanya tidak diketahui mengembang
kemana.
Sementara
itu, Camat Tabona Hardin Teapon ketika dikonfirmasikan dirinya mengaku tidak
mengetahui apa yang dilakukan pihak desa. Namun, persoalan ini sudah menjadi
buah bibir di masyarakat dan ketika dilakukan teguran oknum kepala desa tetap
tidak mengindahkan.”Saya juga tidak tahu harus mengambil langkah apa, karena
ini bukan untuk pertama kalinya dilakukan,”katanya singkat. (din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar