SANANA-- Anggota DPR Kepsul, menilai kalau
selama ini Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, hanya berfokus pada persoalan
pengurusan ADD, tetapi sejauh ini belum ada action dalam membangun desa
terutama melalui program. Akibatnya, banyak desa yang hanya menunggu anggaran
ADD dan tidak mengfungsikan SDA dan SDM desa yang bisa di jual.
Hal ini dikatakan oleh H. Ismail Kharie, kepada
Posko Malut, bahwa tidak seharusnya pimpinan SKPD yang berorientasi dengan desa
menunggu perintah Bupati dan wakil Bupati untuk menciptkan program kerja yang
melibatkan para Kades dan BPD. Karena, selama ini yang terjadi Kades dan BPD
sering ditemukan tidak masuk kantor alias beraktivitas di kantor.”Pimpinan SKPD
jangan hanya menjadi ”kertas dan pena” Bupati dan wakil Bupati, tetapi
bagaimana menyediakan pena dan kertas untuk bupati dan wakilnya,”katanya
berilustrasi.
Dimana Haji Mail sapaan akrab pelanton partai
Golkar ini, melihat kades dan BPD masuk kantor pada saat adanya rombongan dari
kabupaten atau kecamatan. Kendati demikian, banyak persoalan yang terjadi di
Desa dan BPD, misalnya data penduduk struktur desa masih jarang ditemukan.”Coba
kita jalan-jalan keliling desa pasti akan ditemukan hal-hal sekecil itu,
jangankan struktur, bendera Kabupaten saja hampir 90 persen tidak dimiliki Desa
dan ini harus menjadi pekerjaan BPMD,”paparnya.
Akibatnya, berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan kabupaten sulit memasang bendera Kabupaten dan ini diharapkan kepada
BPMD dapat menciptakan pekerjaan melalui dunia usaha sablon. Jangan memikirkan
untuk mengelolah SDA itu melalui program APBD.”Sebenarnya untuk Desa itu banyak
Anggaran Pendapatan Desa . Apalagi, ada Desa atau kecamatan yang mempunyai
pelabuhan laut, cobalah membuat satu kesepakatan untuk iuran kapal atau
distribusi penumpang. Semua juga tergantung dari BPMD,”tandasnya. (din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar