Minggu, 03 April 2011

Sekolah Satu Atap untuk Tekan Putus Sekolah


SANANA, PM -- Pembangunan empat buah SD dan SMP dalam satu atap atau satap di Kabupaten Kep Sula, telah dioperasikan tahun ajaran 2009/2010. Pembangunan SD-SMP satap ini bertujuan menekan angka anak putus sekolah yang ada di daerah terpencil.
Bupati Kep Sula AHM
Empat sekolah yang dikembangkan menjadi SD-SMP satap itu adalah Negeri 3 Mangoli Utara Timur di Waisum,  Mangoli Barat Pelita, Sulabesi Barat di Nahil, Mangoli Tengah di Wailoba. Untuk mencapai SMP terdekat, anak-anak di daerah tersebut harus menempuh jarak minimal lima kilometer.
Dan sekolah ini dibangun dengan menggunakan dana Bloggred dengan sistem swadaya masyarakat oleh pemerintah pusat. Dan pekan kemarin telah diserahkan kepada Pemerintah Kepulauan Sula melalui Bupati Kep Sula Ahmad Hidayat Mus. Dan Bupati langsung menyerahkan kepada Dinas Pendidikan kepulauan Sula, yang diterima langsung Kabid Pendidikan, Samsuddin Ode Maniwi.”Kami (Dinkas, red) telah menerima penyerahan asset Sekolah milik pusat yang dijadikan Asset Daerah,”katanya.
Dia juga menjelaskan kalau penyebab tingginya anak putus sekolah di daerah itu disebabkan oleh pendidikan. Dan Untuk Kep Sula sendiri Bupati telah memberikan instrupsi untuk membuat satu perda yang mewajibkan anak-anak untuk bersekolah sejak usia dini. Dan bupati merancang pendidikan satu atap ini untuk menjawab tantangan itu. Hingga Diknas mengusulkan sejumlah sekolah dengan kreteria tertentu untuk dijadikan sekolah satu atap yang merupakan gabung SD dan SMP. "Program ini bertujuan menekan angka putus sekolah dengan mendekatkan jarak SMP ke daerah yang relatif jauh lokasi SD dan SMP,"ujarnya.
Meskipun sudah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Diknas atas perintah Bupati tetap melakukan pemntauan terutama melihat tenaga guru yang ada.”Kita pantau baik dari tenaga pendidik maupun siswanya,”cetusnya.
Sementara itu, Kabag Infokom Setda Kep Sula, Ningsi Mus, mengatakan kalau berkas-berkas asset daerah dari pusat itu dibawah Bupati langsung. Karena, penyerahan dilakukan secara resmi oleh pihak Departemen Pendidikan untuk para kepala daerah yang telah membangun sekolah satu atap.”Bupati dalam penerimaan asset pusat untuk daerah itu, mengaku akan mengusulkan beberapa sekolah lagi menjadi sekolah bertaraf internasional dan terbuka,”katanya.
Hingga itu, dirinya meminta kepada para kepala sekolah untuk selalu melakukan tugas dan kewajiban. Karena sejumlah kucuran dana pendidikan telah diberlakukan. Begitu juga dengan pendidikan gratis jangan disalahgunakan.”Selama ini masih ada sejumlah persoalan dalam pendidikan dan ini membutuhkan semangat untuk meningkatkan mutu pendidikan itu, agar supaya keterlambatan dalam pendidikan itu dapat terhindari. Begitu juga dengan penggunaan dana bos,”tandasnya. (din)

Tidak ada komentar: