Kapolres Kep Sula AKBP Djarot S Legowo |
Menurut Kapolres, saat kini masih dalam upaya menyelesaikan
persoalan tersebut dengan melakukan pertemuan kedua belah pihak dan mereka
meminta untuk tetap ditegas secara hukum yang berlaku. Namun, warga telah
sepakat untuk menyelesaikan.”Toga, Tomas yang melakukan pertemuan sepakat untuk
menyelesaikan persolaan ini dan menlanjutkan secara hokum siapa-siapa yang
melakukan aksi pengeroyokan dan pengrusakan.”jelasnya.
Kapolres juga mengaku bahwa yang akan diproses secara hokum
itu adalah mereka yang diduga menjadi pemicu konflik ini, sehingga warga ikut
terlibat dan akibatnya sejumlah rumah rusak akibat perang batu.”Jadi mereka
meminta untuk mengakhiri dan ini tidak bias terulang lagi, dan meminta polisi
untuk melakukan penyidikan, apalagi laporan telah dilakukan,”ujaranya.
Informasinya, konflik
ini terjadi karena masalah pertandingan sepakbola yang dilaksanakan dalam
rangka memeriahkan HUT Sumpah pemuda.”Alhamdulillah tadi malam sudah ada
pertemuan dengan tokoh masyarakat yang berkepentingan dengan masalah tersebut,”
jelas Kapolres. Seraya mengaku saat ini masih ditempatkan sejumlah petugas
untuk mengantisipasi adanya gerakan yang dapat memancing emosi warga lain.
Sementara itu, Bupati AHM juga mengaku prihatin atas bentrok
dua desa bertetangga itu.”Untuk mengantipasi agar tidak terjadi bentrok susulan
yang harus dengan penegakan hukum yang tegas dan keras,” katanya dalam
pidatonya menjawab tanggapan fraksi di DPRD Kep Sula. Namun, AHM menegaskan, penegakan
hukum yang keras itu bukan dimaksudkan sebagai tindakan represif kepada warga
melainkan untuk mencegah kemungkinan jatuhnya korban lebih banyak lagi.
Kades F2 di Pecat Langsung
Insiden pelemparan rumah antara sekelompok dan
oknum pemuda Desa Falahu dan Fatcey, selain penyelesaian secara hukum, juga
berimbas pada pemerintahan kedua desa masing-masing. Bupati Kepulauan Sula,
menginstruksikan pemecatan kedua pimpinan desa tersebut.
“Saya terpaksa melakukan hal ini, karena dalam
amatan saya, kedua kades dianggap tidak mampu membina dan mengayomi pemudanya
masing-masing,” kata Bupati AHM di sela rapat bersama tokoh pendidikan, guru
dan kades se kecamatan Sanana, Sanana Utara dan Sulabesi Tengah, 12 Oktober
lalu.
Menurut AHM, selaku kepala pemerintahan
kabupaten, dirinya tersinggung dengan sikap kedua kepala desa tersebut.
Pasalnya, sejak kejadian pelemparan dan pengrusakan rumah, tidak ada laporan ke
kepala pemerintahan kecamatan, apalagi langsung kepada Bupati. “Mengapa tidak
ada laporan resmi dari pemerintah desa pasca kejadian itu?,” Tanya AHM.
Pandangan
AHM, kedua kades ini mungkin sudah tua dan tidak bisa bekerja secara efektif.
“Istirahat saja ya Om Haji,” kata AHM kepada Kades Fatcey yang kebetulan hadir
dalam rapat malam itu. AHM lantas memerintahkan Plt Sekda Muhammad Joisangadji
untuk menyiapkan SK Bupati tentang Pemberhentian kedua kepala desa tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar