SANANA,
PM – Kurangnya sumber-sumber pendapat daerah (PAD) Kabupaten Kepulauan Sula,
sebagaimana dalam laporan APBD Perubahan 2011 mendapat sorotan sejumlah anggota
DPRD Kepulauan Sula. Terjadi salah tanggap (mainset) SKPD terhadap standar
suksesnya program di masing-masing instansi.
Anggota
DPRD Abdurrahman Duwila menilai kondidi minimnya PAD karena ketidakmampuan SKPD
melaksanakan visi-misi Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Sula.
“Ini
salah satu kekeliruan mainset pimpinan SKPD tentang keberhasilan mereka yang
didasarkan pada optimalisasi PAD. Padahal peningkatan kesejahteraan rakyat
menuju munculnya sumber-sumber PAD baru
jauh lebih penting,” kata Kaka, begitu Abdurrahman disapa.
Peran
SKPD misal Disperindag-kop UKM, Dishutbun, Dinas Pertanian dan Dinas Kelautan
dan Perikanan, Badan Pemberdayaan Perempuan, wajib ditingkatkan, terutama di
bidang pemberdayaan dan produksi yang melibatkan masyarakat. SKPD-SKPD ini
harus menitikberatkan programnya pada pemberdayaan dan produksi. “Di sisi akan
muncul sumber-sumber pendapatan baru yang bisa meningkatkan PAD,” kata Kaka.
Dia
mencontohkan, produksi perikanan selama ini ibarat jalan di tempat, sementara
target PAD terus meningkat. Nah, bagiamana dengan program prooduksinya? Tentu,
tambah Kaka, harus diikuti dengan pemberdayaan nelayan. “Kita semua tau, dalam
bebertapa tahun terakhir, dinas ini menyalurkan bantuan alat tangkap ikan ke
nelayan yang tidak sedikit. “Mana hasilnya, Adakah laporan produksi atas alat
yang dibantukan ke nelayan itu di dinas?,” tanya Kaka.
Hal
yang sama juga terjadi di SKPD yang lain, Perindag-kop, Disnaker, Pertanian,
dan Dinas Hutbun. Kaka yakin, jika mainset ini tidak berubah, maka sulit bagi
Kepulauan Sula untuk mencipta PAD yang tinggi. Oleh karena itu, Kaka berharap,
sikap Bupati dan Wakil Bupati soal pemberdayaan masyarakat bisa diimplementasi
dengan baik oleh pimpinan SKPD.(din)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar