Selasa, 13 Maret 2012

Kecamatan Manteng Sabet Juara Umum MTQ


SANANA-- Kafilah Kecamatan Mangoli Tengah (Manteng) sukses menjadi juara umum dalam perhelatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-IV, tingkat Kabupaten Kepulauan Sula yang dihelat mulai 5 s/d 10 Maret 2012, di Sulabesi Tengah, tepatnya desa Waiboga. Di ajang tersebut, Kecamatan Manteng berhasil dengan angka 786. Demikian hasil keputusan dewan juri.
Kendati keputusan Dewan juri dinilai kontroversi, karena Surat Keputusan Dewan juri yang mengatakan keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat. Namun, buktinya kesalahan yang dilakukan pihak Dewan juri bukan hanya satu. Namun, ada sekitar 8 peserta yang Dewan Juri salah meletakan Kafilah mereka. Hingga itu, dinilai SK dewan juri itu tergugat dengan kesalahan sendiri.”Gimana membuat SK tanpa melihatnya dengan jelas, bukankah ini adalah kesalahan sejak awal yang dilakukan Dewan Juri dalam mengambil keputusan tanpa melibatkan panitia, akibatnya SK itu digugat sendiri oleh dewan Juri,”kata pengunjung. 
Dari 20 Kecamatan peserta MTQ, juga ada kecamatan yang sama sekali tidak memperoleh medali dari seluruh cabang yang dipertandingkan, namun mereka rata-rata kecamatan yang baru dimekarkan. Tetapi ada kecamatan yang terbilang tua dan sudah sering mengikuti kegiatan serupa hanya memperoleh tiga medali. Misalnya, Kecamatan Sanana. Sedangkan kecamatan termuda yakni Tabona memperoleh medali berupa 1 juara harapan dalam satu mata lomba.
Sebelum menutup secara resmi perhelatan tahunan tersebut, Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Sula Hi. Syafi Pauwah, membacakan sambutan Bupati Kepulauan Sula Hi. Ahamad Hidayat Mus, mengatakan salut dan bangga atas penyelengaraan MTQ ke IV di Waiboga, karena dapat dihadiri oleh 20 peserta penuh dari kecamatan, baik kecamatan termuda maupun yang tertua."Kami pemerintah Daerah yakin MTQ memberikan dampak positif bagi syiar Islam dan dapat mempererat tali persaudaraan warga dan masyarakat di Kabupaten kepulauan Sula,”katanya.
Dia juga berharap tahun akan datang, MTQ dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi agar tujuan MTQ tersebut dapat terwujud. Karenanya ia minta agar MTQ dapat meninggalkan bekas yang positif dalam bentuk karakter masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula seperti apa yang terkandung dalam Alquran. "MTQ di Waiboga berjalan lancar, aman dan kondusif. Saya bersyukur hal ini berjalan dengan baik dan tidak ada gangguan apapun. Oleh karena itu saya berharap MTQ hendaknya bisa menjadi jembatan harmonisasi sosial di tengah- tengah masyarakat yang multi etnis dan mejemuk ini," ujarnya.
Sementara itu, pantauan wartawan Fajar Malut di lapangan kegiatan yang awalnya meriah ini, tiba-tiba menjadi sebuah lelocuan warga, karena dewan juri beberapa kali salah mengucapkan kafilah dari kecamatan sebagai juara. Hingga protes terus bergulir, begitu juga penyebutan juara umum membuat penonton bersorak. Dan suasana kembali normal setelah pentas seni seperti kafilah Lede, Tabona dan parade dari anak SD diseputaran Waiboga menghibur peserta. Namun, lagi-lagi, kegiatan yang bersifat religus ini menjadi perbincangan ketika lima orang akan naik dengan tarian poco-poco dengan menggunakan celana pendek.
Kejanggalan lain, ternyata panitia pelaksanaan MTQ kali ini tidak menyediakan hadiah dalam bentuk tropy untuk para pemenang, tetapi berupa bonus pembinaa. Akibatnya, sejumlah peserta saling bertanya-tanya mengenai piala bergilir yang akan diperebutkan.”Wah masa Cuma amplop ini seperti ikut seminar saja habis dibagikan disuruh tanda tangan,”kata salah satu peserta dari Mangoli dengan nada kecewa. (chu)

Tidak ada komentar: